Hari Raya Idhul Adha Berbeda, MUI Imbau Saling Menghargai dan Jaga Persatuan

Kamis, 30 Juni 2022

Foto: Istimewa

Wadahnews.com- KH Abdullah Jaidi, Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, meminta agar umat Islam saling menghormati dan menjaga sikap terhadap perbedaan jadwal hari raya Idul Adha 1443 H. Hal tersebebutnya sewaktu-waktu pasca sidang isbat Kementerian Agama menetapkan 1 Dzulhijjah 1443 H jatuh pada 1 Juli 2022.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan Idul Adha 1443 H akan tiba 10 Juli 2022. Sementara itu, Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha 1443 H jatuh pada 9 Juli 2022.

"Ini adalah hal yang biasa terjadi di tengah-tengah kita, tapi jangan sampai perbedaan itu menjadi sumber perpecahan," tutur Kiai Jaidi di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (29/06) petang, seperti dikutip AKURAT.CO, Kamis (30 /06).

Ia juga menegaskan bahwa, akar perbedaan penetapan awal bulan hijriyah itu disebabkan karena wujudul hilal dan rukyatul hilal. Keduanya sama-sama menggunakan hisab. Perbedaan ada pada standard minimum ketinggian hisab.

Bagi sebagian masyarakat dua istilah tersebut mungkin membingungkan. Sehingga ia menganjurkan agar mereka mengikuti hakim.

"Adapun perbedaan pendapat yang berpotensi melahirkan kebingungan dapat diatasi dengan merujuk kepada keputusan hakim, dalam hal ini adalah Kementerian Agama," ungkapnya.

Lebih lanjut Kiai Jaidi menambahkan, pasca ditetapkannya awal Dzulhijjah ini, masyarakat bisa memulai menjalaninya dengan berpuasa sunnah. Puasa sunnah bisa dimulai sejak awal Dzulhijjah hingga 9 Dzulhijjah untuk puasa Arafah.

"Tidak ada larangan bagi saudara-saudara kita yang akan berhari raya pada 9 Juli, tetapi marilah saling menghargai di antara kita atas perbedaan ini," tambahnya.

Ia juga menegaskan bahwa Idul Adha menjadi momen untuk berlomba-lomba meningkatkan amal.

"Idul Adha juga harus menjadi waktu untuk menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan demi membangun kualitas bangsa Indonesia yang lebih baik," tutupnya.(Rina)