Kanal

Gali Informasi Ketahanan Pangan, DPRD Kota Payakumbuh Kunjungi Disketapang Pekanbaru

Wadahnews.com- Gali Informasi tentang ketahanan pangan, DPRD Kota Payakumbuh berkunjung ke Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Pekanbaru. Selasa (14/2).

Kedatangan rombongan DPRD ini terdiri dari 4 orang anggota dari berbagai komisi dan fraksi yang disambut oleh Sekretaris Disketapang Kota Pekanbaru, Adi Lesmana didampingi para Kepala Bidang, di antaranya Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ismail S.Pi, Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinal Husna SH, M.Si serta Kepala Bidang Keamanan dan Konsumsi Pangan Yarnengsih Alam dan staf.

''Kedatangan kami kesini ingin mencari informasi terkait upaya meningkatkan ketahanan pangan di Kota Pekanbaru. Jadi, kalau ada gebrakan dan terobosan baru tentu akan turun kita kembangkan di Kota Payakumbuh,'' ujar Maharnis Zul, yang memimpin rombongan yang hadir di kantor Disketapang Pekanbaru.

Menurut Maharnis, meskipun Payakumbuh dikenal sebagai daerah penghasil produk pangan. Namun, pihaknya tentu akan terus belajar untuk melihat apa yang baik di daerah lain. Sehingga bisa ikut dilakukan juga di Payakumbuh.

''Sebelum ini, kami sudah sampai ke Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk melihat budidaya pertanian padi. Di sana, produksi padinya 8 ton se hektare. Kita masih 4 ton. Kalau kita bisa capai 6 ton saja, kita sudah surplus dan swasembada. Artinya, petani kita sejahtera,'' jelas anggota Fraksi PAN tersebut.  

Darinya mengaku, dari kunjungan di Pekanbaru ini banyak pelajaran yang didapat dan sangat bagus untuk diterapkan didaerahnya.

''Ternyata memang benar, kita mendapatkan banyak sekali hal-hal baru terkait pengelolaan ketahanan pangan ini di Pekanbaru. Tadi ada banyak sekali istilah baru yang saya pikir sangat bisa  kita adopsi di Pemerintah daerah di Payakumbuh. Ada program pangan murah, ada Pangan keliling, Si Cantig, itu baru dan menarik bagi kami,'' ulas Maharnis.

Dikatakan dia, selain program yang berkaitan dengan ketahanan pangan, tentu saja, Payakumbuh juga berupaya melakukan peningkatan nilai produk dengan melihat peluang untuk produk turunan.

''Memang kami punya lahan, dan kami bisa menghasilkan berbagai produksi pangan. Tapi untuk meningkatkan kualitas, kami masih perlu belajar. misalnya, mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, kami perlu belajar dari banyak daerah, termasuk di Pekanbaru ini,'' kata dia.

Dia mencontohkan untuk ubi. Payakumbuh, sebut dia merupakan daerah penghasil ubi. ''Kita jual ubi mentah itu Rp3.000 per kilogram, tapi setelah diolah harganya melonjak sangat jauh, menjadi Rp40.000 per kilogram, atau naik sampai 400 persen,  mungkin ketika sampai di Pekanbaru menjadi Rp60.000 per kilogram, kita melihat peluang dan daya dukung serta apa yang telah dilaksanakan dan apa yang masih bisa dilakukan di Payakumbuh lagi,'' tutupnya.

Ditempat yang sama Sekretaris Disketapang Pekanbaru, Adi Lesmana mengungkapkan, bahwa ada banyak program yang telah dilaksanakan di Kota Pekanbaru dan ada yang pastinya sudah dilaksanakan di Kota Payakumbuh.

" Pekanbaru ini bukan daerah yang  penghasil utama sektor pangan dan pertanian. Untuk itu Disketapang harus lebih mengedepankan upaya peningkatan ketahanan pangan melalui program yang dikelola. Hal ini untuk memastikan ketersediaan pangan yang tercukupi dan layak dikonsumsi masyarakat. Selain itu program yang ada  tentu harus mampu membantu pemerintah daerah untuk menekan inflasi," ujarnya.

Hal senada juga ditambahkan Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ismail, untuk meningkatkan ketahanan pangan di Pekanbaru pihaknya banyak memiliki program andalan. Yakni adanya 160 Kelompok Wanita Tani (KWT).

''Kita di Pekanbaru memiliki 160 KWT yang terdiri dari yang aktif, maju dan berkembang, namun ada juga yang tidak. Jadi, untuk mendorong kemajuan jangka panjang dari keberadaan KWT ini, kita dukung dengan cara memberikan pelatihan dan pembinaan manajerial,'' ungkap Ismail.

Ismail juga menjelaskan, Disketapang Pekanbaru juga mengelola lokasi cadangan pangan terintegrasi atau yang lebih dikenal dengan singkatan siCANTIG, Pekarangan Pangan Lestari (P2L) serta program terbaru yang diinisiasi untuk mencegah tingginya laju inflasi, yang diberi nama Gertam (Gerakan Tanam) yang difokuskan untuk penanaman cabai dan bawang merah.

"Untuk KWT sendiri memang ada dua penekanan dan pemahaman yang kita berikan kepada para petani, yakni meningkatkan kemampuan untuk bertani, serta mengembangkan kemampuan manajerial dalam mengelola usaha pertanian. Dengan harapan, usaha-usaha pertanian yang mendapat bantuan dari program pemerintah ini hendaknya bisa terus berkembang dan makin besar lagi," harapnya.

Ikut melengkapi, Kabid Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinal Husna SH, M.Si yang menjelaskan tentang beberapa program yang dikelola terkait kemudahan untuk distribusi pangan.

''Kami mengelola Outlet diberi nama Puan Berseri, yang mana outlet ini menyediakan kebutuhan pangan untuk masyarakat dengan harga yang relatif lebih bagus,''ungkap Dinal.

Dia mencontohkan, untuk beras sendiri Pekanbaru memang tidak punya lahan pertanian. Kita di Puan Berseri menjual serba murah. Caranya kita membeli dari distributor beras dari Payakumbuh, dan kita tak ambil untung, biaya pekerja juga menggunakan THL, jadi tak bayar, sehingga biaya penjualan bisa ditekan,'' kata dia.

''Begitu juga kita kerja sama dengan Bulog, mereka punya beras import dari Thailand, karena kebetulan warga kita di Pekanbaru ini kan sukanya beras PARA, yang berderai, ya kita beri harga yang lebih bagus untuk membantu,'' ungkap dia.

Selain itu, pada Outlet Puan Berseri, setiap akhir pekannya bersamaan dengan pelaksanaan Car Free Day, juga ada aktivitas pangan murah yang dilakukan Puan Berseri serta para petani sayuran.

''Kalau di arena ini selalu ramai, biasanya sayuran yang segar-segar itu selalu habis terjual. Hal ini sejalan dengan kehadiran Bapanas yang saat ini rutin melaksanakan program Gerakan Pangan Murah (GPM). Itu disubsidi Bapanas untuk tenda dan ongkos angkut. Kita pinjam barang dari distributor, kita jual kan, kita terbantulah dengan program ini,'' paparnya.

Sebagai informasi, tahun lalu Disketapang melaksanakan GPM sebanyak 4 kali. Namun, untuk tahun 2023 ini alokasi kegiatan memang cenderung meningkat yakni sebanyak 24 kali GPM.

"Tahun ini sudah kita laksanakan sebanyak dua kali. Kegiatan seperti ini tentu sangat membantu lah bagi masyarakat," tutupnya.
 

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER