Wadahnews.com- Komposisi menteri dalam Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto mencerminkan keseimbangan antara representasi politik, kompetensi profesional, dan stabilitas pemerintahan.
Pengamat politik dari Universitas Brawijaya, Andhyka Muttaqin, menilai, keseimbangan ini adalah kunci penting dalam menjaga kekompakan dan efektivitas kabinet.
"Komposisi menteri di Kabinet Merah Putih mencerminkan upaya Prabowo dalam menyelaraskan kepentingan politik dengan profesionalisme serta menjaga stabilitas pemerintahan," ujar Andhyka, Senin (21/10/2024).
Andhyka menyoroti keputusan Prabowo yang memasukkan tokoh-tokoh seperti Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Muhaimin Iskandar ke dalam kabinet sebagai langkah strategis.
Keduanya berasal dari latar belakang organisasi yang berbeda; Gus Ipul mewakili Nahdlatul Ulama (NU), sementara Muhaimin Iskandar adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sebelumnya, kedua organisasi ini sempat bersitegang, dan keputusan Prabowo ini dianggap sebagai upaya untuk meredakan ketegangan serta menjaga stabilitas politik.
Lebih lanjut, Andhyka mengingatkan, pemerintahan Prabowo-Gibran harus siap menghadapi berbagai dinamika politik yang mungkin terjadi ke depan.
Ia menegaskan, pentingnya pengelolaan tata pemerintahan yang baik untuk menghindari gesekan politik yang dapat mengganggu stabilitas pemerintahan.
"Jika tidak dikelola dengan baik, perbedaan kepentingan politik dapat berubah menjadi bola liar yang mengancam stabilitas pemerintahan," jelasnya, seperti yang dikutip dari Akurat.co.
Pada 20 Oktober 2024 malam, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan susunan menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta.
Kabinet ini diharapkan menjadi perpaduan antara kepemimpinan yang kuat dan tim yang mampu menghadapi tantangan global dan domestik dengan lebih baik.