Wadahnews.com- Sebagai upaya mengatasi kelangkaan dan mengetahui stok minyak goreng diwilayahnya. Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar gelar pertemuan dengan produsen minyak goreng yang ada di Provinsi Riau.
Dalam pertemuan tersebut, Gubri menegaskan kepada produsen minyak goreng agar dapat membantu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dapat memberikan perhatian kepada pelaku usaha kecil yang sangat membutuhkan minyak goreng.
"Pelaku usaha kecil ini harus dibantu melalui berbagai dukungan, agar usaha mereka tetap berjalan. Sehingga tetap bisa mendapatkan penghasilan," kata Gubri Syamsuar, setelah pertemuan di kediamannya di Pekanbaru, Kamis (10/2).
Untuk mendukung hal ini lanjut Gubri, produsen minyak goreng di Riau telah melakukan operasi pasar di Kota Dumai, Mandau Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Kampar. Tidak menutup kemungkinan ke depannya akan melakukan operasi pasar di kabupaten/kota lainnya.
"Ada juga perusahaan minyak goreng yang sudah bekerja sama dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar. Ini dalam rangka meringankan beban masyarakat kita yang terdampak, karena adanya kenaikan harga minyak goreng," pungkasnya.
Berdasarkan laporan dari pertemuan tersebut, Syamsuar menjelaskan, bahwa tidak ada pengurangan stok minyak goreng di Riau. Namun, permintaan minyak goreng sangat tinggi.
"Stok untuk minyak goreng sebenarnya tidak ada yang dikurangi. Namun, permintaan saat ini sangat tinggi sekali. Jadi kalau permintaan normal seperti biasanya, maka tidak ada kekurangan. Karena tidak ada sedikit pun pengusaha mengurangi produksi yang ada disini," urainya.
Walaupun masih terlihat adanya kelangkaan, Syamsuar menjelaskan, bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan pemerintah, berkaitan dengan minyak goreng untuk masyarakat, sudah berjalan dengan baik.
"Minyak Goreng terlihat langka, karena setiap penjualan minyak goreng selalu kehabisan dan itu diakibatkan ada masyarakat yang membeli melebihi dari kebutuhannya,"ungkapnya.
Untuk itu tentunya perlu ada pendisiplinan atau upaya untuk mengatasi panic buying atau pembelian berlebihan, dan penimbunan suatu barang karena dilanda rasa panik dan takut yang berlebihan.
"Himbauan kepada masyarakat agar membeli minyak goreng sesuai kebutuhan. Karena ketersediaan minyak goreng tetap ada. Sehingga tidak perlu panik. Jadi, jangan membeli minyak goreng yang berlebihan karena dapat berdampak pada yang lain juga,"cakapnya.
Dalam situasi saat ini, Syamsuar juga berharap tidak terjadi indikasi spekulan yang memanfaatkan situasi, dengan cara membeli minyak goreng dan kemudian mencari keuntungan sendiri.
"Kami berharap di Riau ada yang melakukan hal itu, karena kita punya satgas pangan. Di dalamnya juga ada polisi dan sebagainya untuk mengawasi dan menyatukan arus barang di Provinsi Riau," tutupnya.